Jumat, 18 November 2016

Perempuan Bernama Arjuna

Perempuan Bernama Arjuna.
~Remy Sylado

..bahwa cinta tulen memang harus dimulai dari naluri, kemudian diperiksa oleh nurani.

Menerangkan cinta dalam pengetahuan macam itu agaknya bisa dibilang jelimet, sebab ini terlalu muluk untuk disebut makrifat, tapi juga terlalu sepele untuk disebut rasam. Padahal cinta itu suatu keindahan yang tiada terperi. Tidak ada persamaan arti, baik dalam nomina, adjektiva, maupun adverbia, yang melebihi keindahan cinta.

Di sinilah jantunghati beta.

Yeah..seperti yang sudah tertulis di cover buku satu ini "bukan bacaan ringan" ternyata memang benar-benar membuat saya megap-megap membacanya. Saya yang biasanya hanya memuja filsafat dari jauh tetiba seperti diceburkan dalam telaga asing yang tampak akrab, filsafat dalam fiksi. Dari sekitar dua ratus tujuh puluhan halaman, cerita berakhir di halaman dua ratusan sisanya semacam kamus biografi singkat dua ratusan filsuf dan tokoh terkenal dunia. Mulai dari Sunan Kalijaga, Adolf Hitler, Voltarie, Ch'ien Lung, Philip Jakob Spener, Plato sampai Addie MS juga ada. Penuh sesak, padat bergizi. Bukan berarti dengan bertaburan tokoh lantas tidak ada alur cerita yang dimainkan. Kembali lagi, buku ini masuk ke fiksi, ada plot di dalamnya. Cerita cinta seorang mahasiswa kepada dosennya.
Yeah.
Khas Remy Sylado tidak ada cinta yang mulus, ada tabrakan di sana-sini. Kali ini cinta yang ada menembus batas status sosial, budaya, negara, keyakinan, dan bahkan usia.
Begitu anomali, begitu tak biasa-entah mungkin saya yang kurang referensi.
Sekalipun isinya berupa kajian filsafat, buku ini juga memuat laku hidup keseharian, dan potret gaya hidup seksualitas kaum hawa dan adam dari sudut pandang biologi-evolusioner. Penuh nilai falsafah dan kesusasteraan.

Ah..si jantung hati beta...keren pokoknya.

Hihihi...salah satu buku yang able to open up your mind. Memandang dunia dengan cara yang tidak biasa.
Dan lagi buku ini kebetulan buku yang menjadi pembatas era hidup saya. Before diplopia and after-during diplopia. Speed baca di awal dan di akhir sangat jauh berbeda, seperti berlari dan berjalan meraba sekian bulan.

(:

Selasa, 01 November 2016

Me and my rice box

Sometimes I love to eat alone.
Sit, enjoying my own fav food that choosen by me. Yeah, myself without any compromise. Hihihi...just sometimes.
When my tummy feel happy, I back to my nature. Write a thing. Maybe an empty thing, just like this time. When I'm alone, I realy feel that I can hear my mind talk to me, in real conversation. So loud, and talk about many things. I won't able to write a thing in my best tummy condition if I eat with someone. But, I love to chit chat too. Eat together make me wanna eat more..and more. Hehehe....maybe I am ambivert or my bestiest said that thats my alter ego. Who knows. I just happy people that life in sad soul, or maybe sad people who life in happy soul. Sometimes it feels weird. But its okay. Thats me, myself. Only me. Almost me.

Senin, 31 Oktober 2016

Redaksional

Redaksional. Ya, redaksional. Akhirnya tiba juga hari ini. Hari dimana redaksional begitu dipersoalkan.
Ya. Saya manusia yang tidak-atau belum memiliki redaksional. Sejauh ini membiarkan semua disekeliling saya berjalan tanpa redaksi. Tanpa aturan basa-basi kata saya. Namun, saya sadar betul akan ada saat dimana saya akan terbentur redaksional-atau setidaknya berurusan dengan yang satu itu. Saya selalu berpikir, manusia hidup terlahir dalam status yang sama. Tiap individu berlaku sesuai dengan tempaan yang dialaminya. Lantas kenapa harus disama ratakan, diredaksionalkan. Agar tertata. Agar semua siklus terjaga. Agar tidak ada yang tersakiti. Agar tidak saling menyalahi. Baiklah. Saya ikut redaksionalnya.
Tapi, apa iya?
Apa iya dengan redaksional semua akan tertata? Mungkin yang dimaksud segala yang tampak mata.
Apa iya dengan redaksional semua siklus terjaga? Mungkin, setidaknya siklus etika, norma dan tata krama.
Apa iya dengan redaksional tidak ada yang tersakiti? Mungkin, satu ini jawabannya relatif sekali.
Apa iya dengan redaksional tidak ada yang saling menyalahi? Mungkin, entah kenapa, hanya ingin menjawab mungkin.
Pada akhirnya semuanya hanya sekumpulan kemungkinan. Sekumpulan mungkin.
Yah..mungkin postingan saya kali ini begitu penuh kemungkinan.
Mungkin memang begitu.
Iya, mungkin.
Hanya mungkin.

Sabtu, 22 Oktober 2016

Bayangkan rasanya tetiba terbangun di dini hari dan seluruh badan terasa ngilu sekali.
untuk rebahan, sekadar rebahan rasanya nyut-nyut tan..
dan usiamu masih dua puluhan..
(:

Sabtu, 01 Oktober 2016

Sepuluh Minggu

Mendekati akhir trimester pertama.
Begitu banyak pertanyaan.
Apa aq sudah memberimu nutrisi cukup?
Apa kamu nyaman di dalam sana?
Kamu lagi apa?
Apa kamu tumbuh dengan bahagia?
Kenapa berombak nya malam sayang?
Apa kamu mengira malam adalah pagi..dan sebaliknya-bukankah biasanya morning sickness..dan kamu malah habis mahrib sickness..hihi..kamu lucu.
Kamu suka apa?
Sebentar lagi-kata beberapa literatur kamu akan bisa mendengar..kamu mau dengerin apa?
Suara kakak keras lo..jangan kaget ya..
Suka musik klasik? Atau mau jazz aja..seperti biasanya..nanti ibuk bersih"playlist dc..dunlut lagu kesukaan kamu n kakak..dan nampaknya kamu sudah berdamai dengan Sheila on7 ya dek-mengingat awal"hamil mual banget denger lagu mereka.
Tidur kamu cukup?
Apa di dalam cukup luas?
Atau ibuk perlu makan lebih banyak lagi-tapi please kooperatif ya..jangan dikeluarin lagi?
Kamu suka ngampus?
Apa nggak papa kalo nemenin ibuk baca jurnal malam"lepas kakak tidur-sudah mulai ada beberapa tugas ni dek?
Suka masak ya dek?
Masakan ibuk absurd kan..kok kamu doyan?
Obat-obat ibuk pahit ya-maaf?
Tapi warna kapsul n kaplet nya lucu kok dek..kamu suka kan liatnya?
Gerah nggak di dalam?
Kalo dikipasin berasa sampe ke dalam nggak?
Kamu lapar?
Kamu suka rasa apa..coklat..stroberi..melon..kacang ijo..delima..kacang merah..atau...jangan bilang sarsaparilla n kopi..hihi?
Kamu kuat kan dek-bertahan ya disana..
Abis ini kamu tumbuh makin besar..
Bakal mirip siapa coba..hihi...
Kalo pingin apa-apa kasi kode aja..
Can you feel my love?
Besok beli padang ya..
Bukan pertama kali..tapi rasanya masih terus berusaha mengenali..dan masih harus banyak beradaptasi..maafin ibuk ya..kalo kurang bisa mengerti..kita bertumbuh sama-sama ya dek..sehat terus.
I'll try my best.
(:

With love.
Your super silly duduls Moms.

*While my lovely little Sea..growing inside of me..and my lovely little Sky sleeping beside me.

Selasa, 20 September 2016

Wisanggeni

Wisanggeni berhak ugal-ugalan. Dia diperlakukan tidak adil sejak di kandungan. Toh dia cuma bangsat di luar, dia asli nasionalis sejati.

Kenapa #wisanggeni ugal-ugalan, supaya sopan santun tidak digunakan untuk menipu. Menipu dengan sopan. Dia anti yg begitu-begitu.

Yang bisa dekat dengan #wisanggeni cuma mereka yang gak takut api. Yang cari aman dan ikut senang, gak usah ngaku-aku. Malu.

Yang ingin ketemu #wisanggeni, harus berani disakiti. Yang lalu berani sembuh pun tumbuh dan tetap bisa jatuh cinta.

Wisanggeni senang menyendiri, tapi tidak masalah dengan keramaian. Di Megamalang, mendung yang melintang, di sana dia biasa ngaso.
Dari sana semua tempat terpencil bisa kentara, yang tertutup menjadi terbuka, maka tidak heran pemuda itu demikian lugasnya.
Wisanggeni adalah inti api yang luwes, membakar yang perlu, dan mematangkan.
Wisanggeni pernah Debat hebat dengan Kresna di usia yang amat muda.
Kresna pernah bertanya. Wisanggeni, adakah yang kautakuti? Anak muda itu menjawab, banyak. Tapi selalu kutantang mereka.

Wisanggeni pernah takut pertanyaannya tak terjawab. Siapa ayahnya. Dan semua pemilik jawaban ditantangnya terang-terangan.
Wisanggeni pernah takut tak memiliki ketakutan lagi. Kresna menantangnya di hari menjelang Baratayuda. Merelakan kemenangan.

Tidak cukup menakutkan buat Wisanggeni. Ternyata ketakutannya bukan itu. Cuma satu. Takut tidak berguna.
Hidup sekedar mampir minum? Buat Wisanggeni, plus mampir main-main. Terlalu tahu justru bikin bosan. Mari bermain.

Kepolosan layaknya masa kanakmu, pertahankan itu, teriak Wisanggeni kepada Anoman suatu kali. Kera yang sudah amat tua.
Pada pemuda ini kita belajar soal jangka, jari-jari lingkaran. Jangan mengumpat kalau kupingmu masih panas saat diumpat balik.

Tua muda itu soal waktu saja. Tapi mempertahankan polos kanak adalah pilihan, apa gunanya pernah kanak kalau kemudian ingkar.

Benar memang, waktu kadang menunda kebenaran. Demikianlah, mau cepat harus siap lambat. Bergerak itu pangkalnya diam.
Kalau kau suka bermain, bermainlah dengan sungguh-sungguh, maka ada Wisanggeni dalam dirimu.

*Salam
#wisanggeni Oleh ki Nanang hape

Jumat, 16 September 2016

Pada suatu ketika

Kumenanti.
Dari jam sembilan pagi sampai jam satu siang ini.
Dari mual..tidak mual..mual..lapar..lalu kenyang..lalu mual..dan sekarang tidak terlalu mual.
Dari sampai..pindah birokrasi..lalu antri..periksa..diinterogasi..trus gelar barang bukti.
Menanti kepastian..izin untuk memiliki buah cinta satu lagi.
Bersyukur sekali-meski tak kupungkiri awalnya banyak sekali pertanyaan kenapa begitu kenapa begini, kenapa saat ini lalu menangis di pagi dini hari.
Ya..giliranku sebentar lagi.
Lima pasien lagi.
Dan dag dig dug ini rasanya makin tak terkendali.
Sesak nafas sesekali serasa ketemu si jaga portibi.
Huah..kebetulan..ini hujan tetiba datang deras sekali..seolah dikirim untuk menemani dan menenangkan hentakan mual yang tetiba menyerang lagi.
Kali ini...saja.
Kumohon dengan sangat.
Izinkan kumiliki satu lagi.
Di waktu yang sempat kukira akan jadi penghujung usiaku.
Di saat lelah setia kuhela tiap detik berlalu.
Di ketika cinta menabur benih yang paling jujur.
Kumohon.
Kali ini.
Saja.

Kamis, 08 September 2016

Jembatan Merah

Saya suka jembatan.
(:


Inilah kemegahan cinta yang tulen, yang pernah berakar; dan pernah berantakan, tapi kini kembali menggaung, karena nurani yang tidak pernah menyerah. Ia dipijak, dianiaya, diperkosa, dan dipaksa untuk mati, tapi tak pernah ia merasa kalah, tak pernah ia binasa...
Remy Sylado- Kembang Jepun. 

Pertama kali baca novel nya pas SMP(sekitar 12th lalu) , nemu di perpustakaan sekolah. Lalu baca lagi pas SMA(sekitar 10th lalu), masi juga minjem di perpustakaan sekolah. Sekian (puluh) tahun berlalu akhirnya 30 Agustus 2016 kesampaian juga menginjakkan kaki di tempat ini. Konyol sih kata teman saya, kamu sudah sampai ujung Papua tapi Surabaya malah belum pernah, mengingat jarak Surabaya - Malang hanya sekian sentimeter di peta.
Hehehe....you don't get it.
Tempat-tempat seperti ini sakral buatku mamen..titik simulakrum. Mewah. Semacam jumpa fans dengan artis pujaan. Sesuatu yang begitu sureal tetiba so real. Tak ternilai. Baru sebanding kalo dipasrahkan ke momentum alami, kesadaran non lokal. Sesuatu yang asing tapi familiar. Aneh tapi nyata. Megah. Tapi bisa saja kan, tinggal dijadwalkan sebelum take off pergi kesini dulu, toh kamu bolak balik ke bandara belok mampir sebentar kan gampang, tinggal bilang. Yeah..say what you say..you don't get it my friend.
(:


Saya suka jembatan.
Entah kenapa.
Suka.
Selalu suka.

*Akhirnya ke Jembatan Merah juga..dan kebetulan pas lagi baca karya Remy Sylado yang lain Perempuan Bernama Arjuna(filsafat dalam fiksi) baru separuh buku..see...awesome right...the power of kebetulan. Strange Atractor. Strange de Javu.


#me #love #jembatan #jembatanmerah #mystory#justthinking #kembangjepun
 — di Jembatan Merah. Surabaya.

Selasa, 23 Agustus 2016

Love

I tried, I really did.
I used up every bit of myself, at least I can say I did that.
(stacie)

23.08.2016

Jumat, 19 Agustus 2016

I believe I can fly.

Menulislah seolah-olah hari ini adalah hari terakhirmu menulis.
(nn)

Mengejar ketinggalan dari aku yang terlupakan.
Yang sekian lama terabaikan.
Serta terseret keharusan.
Aku hanya ingin sekali lagi menjadi aku, selagi masih ada waktu.
(:

*Maaf judul dan postingan tampak tidak berhubungan.
Sedang error.
Tidak harus sama atau sejalan untuk sepadan.

Kamis, 18 Agustus 2016

Nite.

1.. 2.. 3.. 1.. 2.. 3.. drink.
1.. 2.. 3.. 1.. 2.. 3.. drink.
1.. 2.. 3.. 1.. 2.. 3.. drink.

Kita bisa memesan bir, namun tidak bisa memesan takdir.
( Quote by @djenarmaesaayu )

Ah ya..saya tidak meminum bir, tapi suka sekali root beer.
Cheers.
(:

Rabu, 17 Agustus 2016

Addicted to you.

Read :: coffee.

I did it.

I did it.
25 meters.
Every people has their own battle.
I'm not win.
I'm not lost yet.
I'm not really care about win or lost anyway.
I just did.
Yeah. I did it.
(:

*Three round..two done..one failed in 2/3..next time wanna try 50 meters..with more underwater line..lets find out how long I'm able to hold my eyes keep straight without panic.

Failed.

Tidak semua orang punya kesempatan kedua.
Tapi tidak ada salahnya untuk selalu mencoba.
Apapun nanti hasilnya.
Gagal segagal-gagalnya.
Berhasil dengan rasa berhak di dada.
(:

*When I failed..when I cried..when I almost drowned.
I can't see underwater clearly..I can't see my finish line..I can't predict my breath..I can't predict my movement..and lately my hips so weak..it hurt-really hurt sometimes.

When life gets you down, do you wanna know what you've gotta do?
Just keep swimming..
Just keep swimming..
Just keep swimming.
(Dory)

Still try to change my fear to my dear.
And my dear save me from the pool today.

@Kolam Renang TNI-AD Raider Distrik Waiheru

Selasa, 16 Agustus 2016

Saat burung menyapa kura-kura

Hari burung.
Hari itu dia menjadi burung.
Dan diujung kolam itu tinggal seekor kura-kura dalam rumah merah yang selalu dia sapa.
Entah saat dia menjadi burung, kelinci, Putri, Spiderman pun Langitaniadon-salah satu jenis dinosaurus versinya.
Sepanjang perjalanan pulang masih terus terbang dan berkicau.
Sampai di rumah dia membuat sarang.
Menyusun bantal, guling, boneka dan selimut sedemikian rupa di sudut kamar.

Ibuk ini sarangku, bagus kan.. || Iya..bagus..ibuk boleh ikut masuk? || Boleh si..tapi sarang aku kecil ndak cukup..bagaimana ini? || Yawda..buat kamu aja, ibuk siapin makan dulu ya.. || tapi aq ndak mau makan? || Lho..kenapa? || Nanti kalo aq makan aq jadi besar, aq nggak mau jadi besar, nanti aku pergi..kan aku sayang sama ibuk..ayah..Ma An..Adera.. Tante Desti dan..semuanya..keluargaku.. || Eh..lha kenapa kamu harus pergi? || kan..nanti aku besar..aku nggak mau sendirian..aku sayang sama siapa nanti kalo semua-semua pergi? || Okay. Kita makan pisang aja ya. (: || Mau..mau..I really love you banana..like monkey..uukk akk akk...

Dan lalu..dia berlompatan..
One my lovely little monkey jumping on the bed..please don't fall out..don't bump your head..your mom hate to call a doctor..cz doctor gonna said no more for everything.

(:

Love you..my lillte sky..my little bird..my little monkey..my everything..to the Andromeda and back..again..and again.. ~

#hariburung #kiddos #langitania #daily #love #pink #mystory #schoolday #kindergarden

Minggu, 14 Agustus 2016

Lari pagi

Sebelum matahari meninggi, saat jalanan masih sepi saya berangkat lari pagi.
Beruntung saya tinggal di lingkungan yang sangat nyaman, Karang Panjang, Ambon. Menurut Wikipedia, Karang Panjang adalah sebuah kelurahan yang terletak di kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, Indonesia. Kelurahan Karang Panjang merupakan salah satu tempat paling penting di Kota Ambon karena di kelurahan ini terletak hampir 25 bangunan vital kota Ambon. Terkenal karena di kecamatan ini berdiri sebuah monumen yang terkenal dengan nama Tugu-Patung Martha Christina Tiahahu. Jarak Karang Panjang ke pusat kota Ambon sekitar 2 km. Udaranya masih sangat segar, banyak pepohonan, banyak spot dengan view laut level dewa dan tidak terlalu padat penduduk-tipikal saya banget nih. Beruntung sekali. Namun jangan harap bisa menemukan masjid atau mendengar suara adzan disini. Ya, setelah konflik beberapa tahun silam pulau cantik ini memiliki persebaran penduduk yang cukup unik. Kalau biasanya di suatu kota penduduk akan mengelompok berdasarkan status sosial per kawasan-based on daya beli hunian, di sini selain pengelompokan status sosial juga ada pengelompokan berdasarkan keyakinan. Kebetulan Karang Panjang bukan merupakan wilayah keyakinan saya-kebetulan rumah dinas yang kosong waktu mutasi hanya disini, hehehe, sejauh ini tidak menjadi masalah berarti buat saya. Meski tidak dipungkiri ada beberapa pengalaman menjengahkan yang tidak perlu saya ceritakan disini, tidak bisa dilupakan tapi tidak terlalu penting untuk diingat. Kembali ke lari pagi.
Dua tahun lebih tinggal di wilayah ini tapi baru akhir-akhir ini saya berani lari pagi. Biasanya saya memilih olahraga lainnya, aerobik di salah satu fitness center di pusat kota Ambon atau berenang, kalaupun sedang ingin lari saya memilih pergi ke Lapangan Merdeka-semacam gabungan alun-alun dan sport center. Alasan keamanan alibi saya waktu itu, mengingat saya tampak terlihat sangat jelas muslimnya dengan jilbab yang saya kenakan. Sampai sekitar dua bulan lalu suatu pagi saya tidak sengaja bertemu dengan salah seorang teman kuliah-yang juga muslim, sedang lari pagi di dekat rumah. Kapten Army-serious he is an Army and his name is Army, kinda cool isn't it. Kaget juga karena setahu saya beliau tinggal di kompleks militer yang lokasinya cukup jauh dari sini. Usut punya usut-saya paling tidak tahan untuk tidak bertanya kenapa, beliau memilih Karang Panjang untuk jogging track nya karena udaranya masih segar, tidak terlalu ramai dan medannya menantang-tanjakan turunan. Iya juga ya..kenapa saya tidak menyadarinya, sebenarnya sadar namun kesadaran itu dikalahkan oleh isu berbuntut ketakutan-dan kemalasan tentunya, hehehe. Setelah dua bulan roller coaster kemaren, ketakutan(yang sekarang saya sadari kalau tidak beralasan) itu terkalahkan dengan telak. Saya masih selalu yakin kalau tidak ada yang kebetulan, semuanya sudah direncanakan. Kebetulan ketemu teman lari pagi, kebetulan setelahnya cara pandang hidup saya tidak sama lagi. Saya pun memutuskan untuk berlari dan mensyukuri tiap jengkal yang terlewati tanpa belenggu ketakutan lagi. If something bad happend, that happend for a reason. Akhirnya kini saya jatuh cinta. Pada lari dan pagi di sekitar sini. Pada selamat pagi sederhana dan senyum dari usi-usi yang akan berangkat ke gereja. Pada anjing-anjing sekitar sini yang sudah tidak pernah menyalak atau mengejar lagi saat berpapasan dengan saya-mungkin sudah mengenali baunya. Pada embun yang masih basah di udara. Pada daun-daun yang sesekali saya sentuh, sekedar melompat dan menggapai ranting lalu merasakan cipratan embun-surga kecil di muka berpeluh. Pada musik di telinga saya-apapun pilihan lagunya, yang membuat saya tidak lagi merasa sendiri di pagi berlari, nutrisi hati. Pada waktu yang seolah punya dimensi sendiri saat saya sedang berlari-kadang terasa lambat, kadang begitu cepat. Pada matahari yang seolah memelankan diri untuk menyapa bumi, dan gurat cahaya yang menembus celah pagar perkantoran atau pohon seolah mengingatkan saya sudah waktunya berhenti dan pulang untuk menyiapkan sarapan pagi untuk anak dan suami-sesekali mereka mengikuti, berkendara sambil mencari pokemon. Pada lapangan tennis yang merahnya memberi semangat. Pada laut yang tampak di ujung jalan dan tak pernah sepi kapal bersandar, di kejauhan, tahukah-terimakasih biru mu menenangkan bagi yang lemah dan lelah terbang. Pada patung monumen dan taman, ah.. ibu pejuang apa yang anda pikirkan, pada jaman itu saat wanita kurang daya anda malah maju dengan tombak siap hunus, bisakah anda pinjamkan atau bagi barang setetes semangat itu. Pada tikungan jalan, persimpangan, pilihan. Pada lelah, linu, ngilu dan nafas sesak yang berhasil mengalihkan isi kepala ke fokus yang berbeda-ya, saya merasa pikiran begitu kosong, kosong yang menenangkan, kosong yang sesekali saya butuhkan, dimana semua pikiran terkalahkan oleh naluri mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya. Pada badai serotonin singkat-dengan pemicu alami.
Pada hidup dan kehidupan.
Pada Sang Maha Peramu Kebetulan.
I feel free.
Ya.
Saya berlari, di suatu pagi, cepat-cepat sebelum ada matahari, karna silaunya kini tak terlalu akrab dengan mata lagi.

(:

*14-08-2016
Di Hari Pramuka.

Selasa, 09 Agustus 2016

This is how I see.. (Diplopia)

Satu menggenapkan dua melenyapkan.
(Dee)
*Izin pinjam quote ibu suri @deelestari
Yeah..that's diplopia.. that's how I see.
Tidak hanya berlaku untuk huruf, tapi semua objek.
Meja..papan..mobil..manusia..lantai..bumi..awan..batu..tirai..kaca..tangga..eskalator..pintu..gelas..sendok..tempe..ikan..semut..cicak..semuanya, yang paling menakutkan adalah mie dan kentang goreng.
Semua berganda, berbayang, megar ke arah yang tidak terkendali.
Semua seperti bernyawa.
Bergerak, sesekali menghimpit, sekali waktu seperti menyerang.
Kalau sudah tidak kuat, mata ditutup satu.
Jadi sekali lagi itu bukan cosplay gaya-gaya an, tren foto baru atau bahkan penganut aliran mata satu yang sering di tivi-tivi itu.
Sama sekali bukan.
Hehehe...
I need to close an eye.
I have to close an eye.
When I can't take it anymore..or in a special moment.
-mungkin benar, mungkin aq sedang 'menyeberang' seperti peretas lainnya..seriously.. (-_-) tapi membayangkan jadi peretas memang lebih menyenangkan daripada membayangkan hasil pemeriksaan dokter dan hasil MRI. I'll buy that idea-
Hari-hari pertama amat sangat menakutkan sekali.
Hari-hari sekarang ini sudah mulai-belum sepenuhnya..beradaptasi.
Membaik? Entahlah.
Terbiasa? Bisa jadi.

(:

Pada akhirnya tiba juga saat ku pilih senyum untuk menjawab semua pertanyaan.
Untuk apa yang tak bisa kujelaskan.
Untuk apa yang tak bisa kubagikan.
Untuk apa yang tak bisa kuteriakan.
Untuk segala yang kualami dan tak bisa dimengerti -aku pun tidak meminta untuk- dan bukan tentang takut dihakimi, tetapi lebih ke ketidakinginan untuk melukai -lebih dalam lagi- siapapun di sini.

It won't be allright.
Never ever.
I know.
Crazy isn't it..
hihihi...

Jadi..buat apa menabrakkan diri ke dinding batu?

Celakanya, satu yang sejati, tidak pernah lebih baik dari ini. Percayalah.
Lalu akan kujawab satu pertanyaan dengan pasti, tanpa ada sesuatu yang ditutupi atau tambahan waktu berpikir lagi.

How are you?
Never better.

(:


Jumat, 05 Agustus 2016

Me and My Diplopia (Double Vision)

Diplopia.
Yeah..now I'm living with diplopia.
Try to change my fear into my dear with acceptance.
Scared? Of course.
Wanna give up? Couple times.
Anxiety? Almost all the time.
I burn my hand, bleed, and fall a lot.
Wanna throw up all the time-feels like morning sickness but for 24 hours.
My heart never stop bip bop bip bop..doki..doki..bang..bang..
My head full with tap dancer, they stand on left side, and in one two three..they dance like crazy.
I met couple doctor..couple hospital..three islands.
Eye test-I don't know how it called.. theraphy..MRI..theraphy..again..and again..diagnose by diagnose..pills by pills..
But till now..they don't know why and how bad-ups lets say how good my condition.
They said..close an eye..when you can't take it anymore.
I read many articles, medical journals, and try to connect with everypeople who had diplopia too.
I found some..but nothing in this country-please who had friend or family..please let me know. I want to talk so bad.
Almost two months my life change.
I still do my daily activity like always.
I'm not changed..I just see things in different way.
Little crack doesn't mean it broken..right?
(:

*Times up..I have a class to attend..see ya in other post.
Ah ya..I decided to write a lot..not for gain an emphaty-I had enaugh..just in case..somebody out there..wanna find me. Maybe I can't help..but I know for sure how happy..how glad..when we found someone who feel the same.

Sabtu, 30 Juli 2016

Memoar Pembuka


In the blink of an eye, your life can change due to disease. Your goals, dreams, and priorities are forced to take different turns. You are grateful for the little things, and worry less about the big things. You leave behind the history of yesterday, and determine how you will use today's energy. 
This is your life, and there is no time for drama.

nn

Aq bingung mau ngomong apa..

Kalo bingung ngomong, ditulis saja Ryst, aku biasanya begitu (Arav)
(terus jadi blog, -emoticon smile-)

29 Mei 2016

Aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi tepat hari itu, namun ingatan hari-hari setelahnya mungkin akan melekat lebih lama dari biasanya.
Semua terjadi begitu cepat. Sangat cepat. Terlalu cepat.
Bagusnya aku sudah bersiap, aku tahu betul ada yang tidak tepat, hanya entah apa.
Kulakukan semua aktivitas fisik yang kusukai di minggu itu.
Setelah sekian lama tak kusempatkan.
Terimakasih bumi untuk tidak protes tentang ini.
Berjalan tak tentu arah sepulang kuliah-tentunya setelah memastikan si kecil aman di rumah.
Berenang sampai nafas terengah-engah, diakhiri dengan lengan yang begitu lemas dan perut sekaku talenan kayu.
Aerobik full set lanjut zumba plus senam lantai dan lalu sendi-sendi terasa mati rasa, tiap langkah menuruni tangga tiga lantai di fitness center langgananku dulu terasa sepeti terbang saking capeknya. Kini aku tahu, burung bisa terbang mungkin karena dia kelelahan menjalani kehidupan sebelumnya. (Trims to Florenza sudah bersedia menemani meski pulang duluan karena ada janji)
Ya, minggu itu tentang aku. 
Kuputuskan seperti itu.

Sebelum kereta jadi labu. Cinderella jadi upik abu. Dan aku jadi debu.


Ketika bahkan untuk menulis pun tak lagi bisa seperti dulu.
Butuh waktu.

Jumat, 20 Mei 2016

Jadi begini...

Ada saat-saat dimana gemerutuk hati tak tertahan lagi. Saat kutemui segala yang tak sesuai ekspektasi. Lalu... aku memilih untuk pergi. Tak lagi peduli. Tanpa menengok kanan kiri. Jahat sekali.

Ada saat-saat dimana hati mekar tak terkendali. Seperti kembang api. Dhuaaarrrrr!!! Tercecer kesana-kemari. Aku berbagi. Terlalu peduli. Tanpa kendali. Terlalu bidadari.

Cuit..cuit..cuit...
Ini pagi aku kembali. Membangun kembali janji yang tertanam dalam di hati. Untuk menari lagi dengan atau tanpa melodi.
Untuk apa?
Pun semua sudah terlewati, tak perlu harakiri.
Satu dan satu saling berotasi tak pernah berhenti. Merayakan denting milisekon keberadaannya di Bimasakti. Begitu banyak cerita dari Bumi yang terlampau kucintai dengan atau tanpa elegi. Terlalu sayang untuk kusimpan sendiri.

Jadi begini...