Jumat, 18 November 2016

Perempuan Bernama Arjuna

Perempuan Bernama Arjuna.
~Remy Sylado

..bahwa cinta tulen memang harus dimulai dari naluri, kemudian diperiksa oleh nurani.

Menerangkan cinta dalam pengetahuan macam itu agaknya bisa dibilang jelimet, sebab ini terlalu muluk untuk disebut makrifat, tapi juga terlalu sepele untuk disebut rasam. Padahal cinta itu suatu keindahan yang tiada terperi. Tidak ada persamaan arti, baik dalam nomina, adjektiva, maupun adverbia, yang melebihi keindahan cinta.

Di sinilah jantunghati beta.

Yeah..seperti yang sudah tertulis di cover buku satu ini "bukan bacaan ringan" ternyata memang benar-benar membuat saya megap-megap membacanya. Saya yang biasanya hanya memuja filsafat dari jauh tetiba seperti diceburkan dalam telaga asing yang tampak akrab, filsafat dalam fiksi. Dari sekitar dua ratus tujuh puluhan halaman, cerita berakhir di halaman dua ratusan sisanya semacam kamus biografi singkat dua ratusan filsuf dan tokoh terkenal dunia. Mulai dari Sunan Kalijaga, Adolf Hitler, Voltarie, Ch'ien Lung, Philip Jakob Spener, Plato sampai Addie MS juga ada. Penuh sesak, padat bergizi. Bukan berarti dengan bertaburan tokoh lantas tidak ada alur cerita yang dimainkan. Kembali lagi, buku ini masuk ke fiksi, ada plot di dalamnya. Cerita cinta seorang mahasiswa kepada dosennya.
Yeah.
Khas Remy Sylado tidak ada cinta yang mulus, ada tabrakan di sana-sini. Kali ini cinta yang ada menembus batas status sosial, budaya, negara, keyakinan, dan bahkan usia.
Begitu anomali, begitu tak biasa-entah mungkin saya yang kurang referensi.
Sekalipun isinya berupa kajian filsafat, buku ini juga memuat laku hidup keseharian, dan potret gaya hidup seksualitas kaum hawa dan adam dari sudut pandang biologi-evolusioner. Penuh nilai falsafah dan kesusasteraan.

Ah..si jantung hati beta...keren pokoknya.

Hihihi...salah satu buku yang able to open up your mind. Memandang dunia dengan cara yang tidak biasa.
Dan lagi buku ini kebetulan buku yang menjadi pembatas era hidup saya. Before diplopia and after-during diplopia. Speed baca di awal dan di akhir sangat jauh berbeda, seperti berlari dan berjalan meraba sekian bulan.

(:

Selasa, 01 November 2016

Me and my rice box

Sometimes I love to eat alone.
Sit, enjoying my own fav food that choosen by me. Yeah, myself without any compromise. Hihihi...just sometimes.
When my tummy feel happy, I back to my nature. Write a thing. Maybe an empty thing, just like this time. When I'm alone, I realy feel that I can hear my mind talk to me, in real conversation. So loud, and talk about many things. I won't able to write a thing in my best tummy condition if I eat with someone. But, I love to chit chat too. Eat together make me wanna eat more..and more. Hehehe....maybe I am ambivert or my bestiest said that thats my alter ego. Who knows. I just happy people that life in sad soul, or maybe sad people who life in happy soul. Sometimes it feels weird. But its okay. Thats me, myself. Only me. Almost me.