Selasa, 26 April 2011

Hedging for a Long Term Heart Investment


    Mengenal orang lain berarti pemahaman tingkat tinggi. Mengenal diri bermakna hikmat yang tak dikebiri. Menyelami kehidupan orang lain menjadikan hidup pada titik kaya warna, kaya rasa, kaya luka. Mengarungi jalan sendiri berdampak bangkitnya potensi dari dalam diri. Dimensi inti yang tak terperi.
    Berhenti bergantung tak membuat kita buntung, namun paham akan nyawa yang beruntung. Berhenti bersandar tak akan mengakibatkan sorot nanar, namun mengakumulasi nyala api dalam diri. Berhenti berpegangan bukan lantas mengunci mati pergerakan hati, namun menstimulus sel-sel menjadi lebih bernyali. Berhenti meminta dukungan pasti tak menyebabkan kita luruh rapuh di jalanan, namun menempatkan diri pada posisi terpuji dengan mandiri.
   Menemukan jalan sendiri, menyangkal diri tanpa melukai semata untuk kebahagiaan hati. Belajar berpikir secara utuh, mengenali secara utuh, bergerak secara utuh, menjadikan lidah kelu untuk sekadar kata mengeluh, akan tersaji justru jiwa rapuh dengan senyum yang tak pernah luruh, sekalipun hati nyaris melepuh.
Saat berpikir, berpikir untuk semua. Saat berbuat, berbuat untuk segalanya. Saat berbagi, berbagi tanpa residu materi.
   Sebelum saat itu terpunyai, temukan dulu warna nadi dan miliki kekuatan untuk merelakan diri sendiri, sadar posisi di aneka situasi. Minimalisir bubble penyakit hati demi kekasih substansi yang abadi, yang akan memahami sekalipun DNA penyusun sel inti tak lebih dari seongok bakteri.

    Lantas.
   Berevolusi menjadi sosok bidadari fahmi yang kukagumi, lengkap dengan kesadaran proporsi sendiri, tanpa terluka kamuflase harapan kasih atau bahkan janji-janji lelaki tak tahu diri.



-redly note-
saat kembali distorsi

Senin, 04 April 2011

Satu tanya seorang mahasiswa.,





















Dalam balutan AC PDB (Pusat Data Bisnis) hatiku tersabit.
Antara miris dengan keadaan sekitar, membicarakan segala yang pahit sambil tetap tersenyum naif.

'Akan jadi apa aku nanti ?'

financial staff/manager/analyst; manusiawi. Sesuai prodi. Aku juga sudah mengalami, meski dalam skala yang tak terlalu besar namun berarti-mengkalkulasi pendapatan puluhan karyawan yang punya suami, punya anak, istri ditandingkan dengan laporan laba rugi. Berjam-jam memasukkan transaksi keuangan harian berdasar bukti-bukti, BKK-BKM (Buku Kas Keluar-Buku Kas Masuk) yang kalau menelusurinya kubayangkan bisa membuat kacamataku lebih tebal beberapa mili lagi. Terkadang harus begadang di awal bulan agar karyawan bisa segera gajian-ini termasuk salah satu rutinitas paling kurindukan skarang.

Politikus; yang selalu mengacaukan semesta yang fiktif, meracaukan alur tujuan tanpa peduli kematian hak asasi. Ya, sejak kelas 4SD aku suka menyimak perkembangan hawa politik di sekitarku, menyenangkan. Koleksi buku-bukuku pun pun didominasi topik satu ini. Tapi apa aku tega, sikut kanan sikut kiri menerjang yang pasti untuk satu misi. Aku tak yakin, bermain di tataran kampus saja hatiku nyeri setengah mati.

Ataukah jd pendidik; yang selalu menuntut siswa aktif, kreatif tapi tak jarang mematikan inisiatif. Boleh juga, akan menyenangkan mengenal banyak orang dan menghabiskan waktu nyaris seharian untuk mentransfer aneka pengetahuan. Ataukah aku akan bergelut bosan dengan rutinitas yang sama tiap harinya-meskipun banyak hari liburnya.

Mungkin merambah ke perbankan; setiap hari memakai rok sepan, tersenyum sopan, dan kemungkinan besar tak akan pernah kelaparan. Tak buruk, tapi mungkin aku perlu kursus make up dulu-selama ini ke kampus pun jarang sempet pake bedak.

Bagaimana dengan pajak; banyak sub bagian menyenangkan di dalamnya. Meski perpajakanku dapet D-karena terlalu banyak bolos, aku suka mengutak atik-menghitung angka bernilai fana. Tapi aku akan diinjak, tak berani berharap muluk untuk prodi yang belum terakreditasi.

Bisnis; menjual diri semaksimal mungkin, mengandalkan koneksi tanpa batas hitungan jari. Dan jantungku kembang kempis akan aneka bahasa pemasaran yang persuasif namun tak jarang fiktif, tak sesuai etika bisnis.

Auditor; mengumpulkan bukti, menganalisa, menyimpulkan nyawa berjuta orang. Menyenangkan, bekerja tanpa batas waktu-kalau sudah berkeluarga, suamiku akan lama tak melihatku di bulan-bulan tertentu. Nego sana-sini, aneka godaan duniawi pasti tersaji. Aku perlu kuliah lagi untuk ini.

Arrgghhh...

Miris.



-redly note-

note ini aku coret di lembaran kertas salah satu copian Journal of Accounting & Business yang ku jadikan literatur tugas paper Fundamentals of Financial Management Part 2.,
waktu itu di pusat data bisnis ma Irene.,Cnyod.,Galong.,
July 21, 2009