Kamis, 08 Desember 2011

Cerita Sebuah Perban.,


cerita sebuah perban...

sebuah bagian tubuh tlah terluka..berdarah..pedih..

perban menutup luka..melindungi kulit..agar tak berdarah..


waktu berlalu..


perban pun tak bagus lagi..terkoyak air..keringat..dan debu..

namun perban tetap menutup luka...

ketika luka tlah mengering...lalu sembuh..

perban pun harus dilepaskan..lalu di buang..

sang kulitpun sembuh nyaris tanpa bekas luka..

sang kulit kembali pada tubuh utuh yang sempurna..


sedang sang perban..?


sang perban terbuang..dan terlupakan..

dengan bekas darah luka dari sang kulit...

sang perban tersenyum...walau hancur..


"ini sudah takdirku",kata sang perban..


luka tlah sembuh..mengering..hilang tak berbekas..

perban tlah dilepas,dibuang,dan tak mungkin di kenang..

tapi ia tetap tersenyum...


bekas luka yang melekat...tak mungkin dapat terhapuskan..

hingga sang perban hancur termakan usia...

namun ia tetap tersenyum...


noi siamo tutti fratelli


*alumnus CUEK'S

Selasa, 26 April 2011

Hedging for a Long Term Heart Investment


    Mengenal orang lain berarti pemahaman tingkat tinggi. Mengenal diri bermakna hikmat yang tak dikebiri. Menyelami kehidupan orang lain menjadikan hidup pada titik kaya warna, kaya rasa, kaya luka. Mengarungi jalan sendiri berdampak bangkitnya potensi dari dalam diri. Dimensi inti yang tak terperi.
    Berhenti bergantung tak membuat kita buntung, namun paham akan nyawa yang beruntung. Berhenti bersandar tak akan mengakibatkan sorot nanar, namun mengakumulasi nyala api dalam diri. Berhenti berpegangan bukan lantas mengunci mati pergerakan hati, namun menstimulus sel-sel menjadi lebih bernyali. Berhenti meminta dukungan pasti tak menyebabkan kita luruh rapuh di jalanan, namun menempatkan diri pada posisi terpuji dengan mandiri.
   Menemukan jalan sendiri, menyangkal diri tanpa melukai semata untuk kebahagiaan hati. Belajar berpikir secara utuh, mengenali secara utuh, bergerak secara utuh, menjadikan lidah kelu untuk sekadar kata mengeluh, akan tersaji justru jiwa rapuh dengan senyum yang tak pernah luruh, sekalipun hati nyaris melepuh.
Saat berpikir, berpikir untuk semua. Saat berbuat, berbuat untuk segalanya. Saat berbagi, berbagi tanpa residu materi.
   Sebelum saat itu terpunyai, temukan dulu warna nadi dan miliki kekuatan untuk merelakan diri sendiri, sadar posisi di aneka situasi. Minimalisir bubble penyakit hati demi kekasih substansi yang abadi, yang akan memahami sekalipun DNA penyusun sel inti tak lebih dari seongok bakteri.

    Lantas.
   Berevolusi menjadi sosok bidadari fahmi yang kukagumi, lengkap dengan kesadaran proporsi sendiri, tanpa terluka kamuflase harapan kasih atau bahkan janji-janji lelaki tak tahu diri.



-redly note-
saat kembali distorsi

Senin, 04 April 2011

Satu tanya seorang mahasiswa.,





















Dalam balutan AC PDB (Pusat Data Bisnis) hatiku tersabit.
Antara miris dengan keadaan sekitar, membicarakan segala yang pahit sambil tetap tersenyum naif.

'Akan jadi apa aku nanti ?'

financial staff/manager/analyst; manusiawi. Sesuai prodi. Aku juga sudah mengalami, meski dalam skala yang tak terlalu besar namun berarti-mengkalkulasi pendapatan puluhan karyawan yang punya suami, punya anak, istri ditandingkan dengan laporan laba rugi. Berjam-jam memasukkan transaksi keuangan harian berdasar bukti-bukti, BKK-BKM (Buku Kas Keluar-Buku Kas Masuk) yang kalau menelusurinya kubayangkan bisa membuat kacamataku lebih tebal beberapa mili lagi. Terkadang harus begadang di awal bulan agar karyawan bisa segera gajian-ini termasuk salah satu rutinitas paling kurindukan skarang.

Politikus; yang selalu mengacaukan semesta yang fiktif, meracaukan alur tujuan tanpa peduli kematian hak asasi. Ya, sejak kelas 4SD aku suka menyimak perkembangan hawa politik di sekitarku, menyenangkan. Koleksi buku-bukuku pun pun didominasi topik satu ini. Tapi apa aku tega, sikut kanan sikut kiri menerjang yang pasti untuk satu misi. Aku tak yakin, bermain di tataran kampus saja hatiku nyeri setengah mati.

Ataukah jd pendidik; yang selalu menuntut siswa aktif, kreatif tapi tak jarang mematikan inisiatif. Boleh juga, akan menyenangkan mengenal banyak orang dan menghabiskan waktu nyaris seharian untuk mentransfer aneka pengetahuan. Ataukah aku akan bergelut bosan dengan rutinitas yang sama tiap harinya-meskipun banyak hari liburnya.

Mungkin merambah ke perbankan; setiap hari memakai rok sepan, tersenyum sopan, dan kemungkinan besar tak akan pernah kelaparan. Tak buruk, tapi mungkin aku perlu kursus make up dulu-selama ini ke kampus pun jarang sempet pake bedak.

Bagaimana dengan pajak; banyak sub bagian menyenangkan di dalamnya. Meski perpajakanku dapet D-karena terlalu banyak bolos, aku suka mengutak atik-menghitung angka bernilai fana. Tapi aku akan diinjak, tak berani berharap muluk untuk prodi yang belum terakreditasi.

Bisnis; menjual diri semaksimal mungkin, mengandalkan koneksi tanpa batas hitungan jari. Dan jantungku kembang kempis akan aneka bahasa pemasaran yang persuasif namun tak jarang fiktif, tak sesuai etika bisnis.

Auditor; mengumpulkan bukti, menganalisa, menyimpulkan nyawa berjuta orang. Menyenangkan, bekerja tanpa batas waktu-kalau sudah berkeluarga, suamiku akan lama tak melihatku di bulan-bulan tertentu. Nego sana-sini, aneka godaan duniawi pasti tersaji. Aku perlu kuliah lagi untuk ini.

Arrgghhh...

Miris.



-redly note-

note ini aku coret di lembaran kertas salah satu copian Journal of Accounting & Business yang ku jadikan literatur tugas paper Fundamentals of Financial Management Part 2.,
waktu itu di pusat data bisnis ma Irene.,Cnyod.,Galong.,
July 21, 2009

Senin, 28 Maret 2011

Cerita Ksatria


Pada suatu hari ada ksatria terlahir ke dunia, semua bersyukur akan kelahiran sang ksatria. ksatria itupun lahir seperti apa adanya. jujur, polos, dan tak berpola...
Dalam proses pendewasaannya ksatria itu mendapatkan topeng, baju zirah, perisai, pedang, dan kuda dari lingkungan sekitarnya...

Selama bertahun2 sang ksatria nyaman dengan kondisi tersebut, sampai suatu saat ada seorang puteri yang mencoba menarik topengnya. Namun sang ksatria ragu dalam mengikuti sang puteri, sehingga sang puteri kecewa dan meninggalkan sang ksatria...

Suatu saat yang lain sang ksatria bertemu dengan seekor burung, burung yang membuat ksatria mulai memandang langit, makhluk yang melihat sang ksatria apa adanya, walau itu dengan topeng, baju zirah, perisai, pedang, bahkan dengan kuda yang masih ditungganginya...
Burung itupun menemani hari-hari sang ksatria, ada kalanya burung itu pergi, namun pergi untuk kembali, dan membuat sang ksatria terus memandang langit...

Sang ksatria terus nyaman atas kondisinya, kondisi di mana dia terus memakai topeng, baju zirah, perisai, pedang, bahkan dengan kuda yang masih ditungganginya. Suatu hari dia bertemu dengan sang penguasa daerah tersebut, tanpa meninggalkan sang burung sang ksatria mulai tertarik dengan sang penguasa, walau ada burung yang menemani, namun sang penguasa masih sangat dia kagumi, sang ksatria mencoba untuk tinggal. Namun sang ksatria lupa, sang burung tak selamanya diam.sang burungpun pergi ke langit, dan sang ksatria merasa sang burung akan sulit untuk kembali. Sang ksatriapun memutuskan untuk memulai lagi perjalanannya...

Saat melewati hutan yang bukan cuma padang rumput, ksatria mulai berpikir, bahwa kudanya tak lagi dapat ditunggangi. Jadi dia memutuskan untuk turun dari kuda, dan merubah cara berpetualangnya. Hutan itu ternyata lebih dalam dari yang diduga, dalam hutan yang penuh dengan meranti, dia merasa sangat nyaman. kenyamanan itu membuat sang ksatria tak lagi mencari sang burung, dan dia merasa burung itupun pasti akan selalu ada di langit. Kenyamanan itu tak bertahan lama, karena sang ksatria merasa tersesat. entah karena apa, dan kali ini sang ksatria yang memutuskan untuk meninggalkan hutan, namun tetap memakai topeng, baju zirah, dan pedang. sedangkan perisainya telah ditinggalkan...

Ksatria melangkah dengan goyah, sudah banyak yang dia tinggalkan. saat merasa tak dapat bergerak, datanglah sang burung kepadanya. Sang burung kembali memberinya harapan, kembali membuat sang ksatria memandang langit. Namun sang burung melihat adanya keanehan, sang ksatria tak lagi menunggang kuda, sang ksatria tak lagi memegang perisai, walau topeng dan baju zirah masih terpakai, dan sang ksatria masih setia pada pedang. Ksatriapun sulit mengenali sang burung, sang burung menjadi begitu anggun, begitu mulia, dan sang ksatria jadi merasa kecil...

Perjalanan terus dilakukan, sang ksatria dan sang burung menuju tujuan yang sama, langit yang sama, dan berusaha memegang konsistensi tujuan. Walau dengan jalan yang berbeda, langit yang mendung, tak lagi berdampingan. Tapi keduanya tahu bahwa tujuannya sama, dan berusaha menjaga cuaca supaya selalu cerah tak berawan...

Dalam perjalanannya, ksatria bertemu kupu-kupu, kupu-upu membuatnya kagum. Walaupun rapuh, kupu-kupu yang menariknya keluar dari kotak yang ada, yang membuatnya melepas topeng dan bersyukur atasnya. Kupu-kupu telah membuatnya membuka mata, kupu-kupu yang merefleksikan dirinya, yang membuatnya menjadi ksatria bebas walau menjunjung kesetiaannya pada pedang. Kupu-kuputelah membuat Ksatria menyadari kemampuannya, Kupu-kupu telah mengajari Ksatria akan arti kebebasan, Kupu-kupu telah membuat Ksatria mensyukuri makna "sayang"...

Kupu-kupu telah membuat ksatria banyak tersenyum, bahagia menjalani harinya yang spesial. tak lagi memakai topeng dengan penampilan yang sama, sang ksatria lebih ekspresif sekarang. Lebih menghargai hidup dan lebih erat memegang pedang dengan baju zirah yang ada. Kupu-kupu yang paling mengerti ksatria, kupu-kupu yang membuat ksatria berarti. ksatria tak lagi merasakan mendung, cerah selalu menaungi harinya bersama kupu-kupu. Ksatria tahu kupu-kupu tak terbang tinggi seperti burung, tak terbang tinggi menuju langit. Namun kupu-kupu selalu berjalan berdampingan dengan ksatria, saling mendekat sekalipun tak terbebat...

Semua memiliki makna, semua memiliki arti, melihat diri sepenuh hati. Setiap perjalanan memiliki tujuan, setiap tujuan menyimpan harapan. Ksatriapun memiliki harapan, harapan untuk mengerti dan dimengerti. Harapan untuk jujur dan percaya, percaya akan cahaya masing-masing. Setiap individu memiliki cahayanya masing-masing, begitupun dengan ksatria. Ksatria memberikan cahayanya pada kupu-kupu, ksatria yakin itu yang terbaik. Meskipun ada sang burung, namun ksatria yakin sang burung mudah menemukan langit, dan sang ksatria telah memutuskan untuk mencari langitnya sendiri. Langit yang ksatria rasa tak sama dengan langit sang burung, namun langit yang sama dengan langit kupu-kupu. Langit yang jujur dan menyimpan harapan sang ksatria...

Ksatriapun lebih ceria, ceria menuju langit bersama kupu-kupu, tak perlu memakai perisai kaku untuk melindungi dari segala ketakutan, tak perlu menunggang kuda untuk berambisi menjadi yang terdepan, dan tak perlu memakai topeng untuk menunjukkan kegarangannya yang dibuat-buat. Sang ksatria cukup memakai baju zirah yang menunjukkan jadi dirinya, dan menggunakan pedang sebagai dasar dia berperang. Semua pasti lebih baik saat diri mendengar kata hati, karena hati tak pernah bohong. Sekarang tergantung dari diri apakah mau menerima kejujuran itu...


^_^

by Aldhita Triasmoro Rahardjo

-my lovely sleepy knight-

Kamis, 17 Maret 2011

symphony


Bernyanyi tak beda membagi pedih tanpa disadari. Menikmati anugrah pencipta galaksi dengan cara tersendiri. Menyimpan cairan kenangan dalam kendi abadi, hanya mampu dimengerti hati. Persatukan ritmis, harmonis, melodis dalam semesta birama paranada yang terlengkapi.
Padu padankan keterpisahan pikiran dengan keinginan tubuh menjadi satu keutuhan. Agar kesadaran penuh lantas luwes seperti bayi baru lahir, mawas diri. Mengasihi dengan tulus tanpa menginginkan pamrih di tiap kondisi. Mempengaruhi tanpa bermaksud mengendalikan, apalagi menguasai tetapi memberikan advokasi versi sendiri. Mewaspadai tanpa membatasi, menjaga agar tak melukai. Selalu bersikap mengalah sekaligus tegas, tanpa merantai makna lugas.
Sembari memperhatikan dan memahami, juga menahan diri dari anarkhi. Memberi inspirasi, memupuk tanpa memiliki. Memimpin dengan seolah mengikuti, dengan memberi alur pasti agar mereka mampu berkreasi dan tetap mencintai inti. Tetap sunyi karena yang terbaik itu tersembunyi. Hanya untuk satu tujuan, ketenangan hati kekasih sejati.
Terangkai dalam sebuah simfoni ilahi, meski sering tak dipahami.

The way of mystifies.,

Berusaha memakan, mendengarkan, menikmati, mengasihi, merayakan di tengah segala yang berlalu. Segala-galanya yang terhapus oleh waktu dan terkubur oleh masa lalu. Sekeras berusaha tetap tersisa sesuatu dari segala yang seolah tak berlalu.
Sesuatu yang tampak seolah tak berubah.
Sesuatu yang tertinggal seolah untuk selamanya.
Yang nyata-nyata hanya barang fana, bukan esensi sesungguhnya.
Lantas merajut serpih untuk menjadikanya karya yang berkuasa.
Mengosongkan lalu memenuhinya dengan kapas nur berdaya serap tinggi, lengkap dengan biji kapas keras dengan kuantitas tak berarti. Saat tersentuh jemari sensasi lembut menyeruak memenuhi nurani. Lupakan hasrat untuk meremas, agar sirkulasi tak tersendat oleh petir yang tegas.
Menggenggam erat benih mimpi membuat smakin tercekat, untuk menjadi kuat.
Berawal dari belas hati timbullah kekuatan, dari kecukupan timbullah kemurahan hati, dari kerendahan hati timbullah kepemimpinan penuh sinergi.
Segalanya bersumber dari misteri yang distimulus untuk berkembang pesat ke arah yang sesuai kodrat. Memicu dengan memacu reboisasi di tataran hutan percaya diri yang kerap abrasi. Lalu menyala melahap logika menyisakan abu rasa yang tak tau akan disemayamkan dimana.
Hasrat mengkerut meledak-ledak takut hanyut, terlupa koloni yang tak pernah lelah menyemangati. Dan skarang, saat materi telah tersaji luluh lantaklah ketakutan oleh keyakinan jalan pewarna lazuardi, karena kepercayaan buah misteri tak lagi sendiri.



-redly note-

tentang hati.,



Menenangkan jeram.,


Seiring hembusan angin dingin tertangkap kekuatan yang maskulin, berusaha fokus pada sikap peduli dengan rendah. Menjadi aliran yang bebas dari bendungan, lurus melewati lembah mematok setia pada jalan ke bawah. Menuju ke sumber utamanya.

Selalu belajar mengembangkan terang dari kelam yang diketahui, namun tetap fokus pada inti gelap yang belum diketahui. Tanpa kesalahan, tetap tersembunyi.

Sendiri.

Menghormati yang tinggi, tetapi fokus pada kerendahan hati, titik paling bawahnya.
Menyelami berjuta pemikiran, sembari menjaga fokus ada tepat di awal yang tak berpikiran.
Memegang erat sekaligus melepaskaskan. Mengisi sekaligus mengosongi. Berbangga sekaligus berendah hati. Bertekad sekaligus mengalah dan tetap terarah. Pasti sekaligus berimajinasi.

Mengalir dalam paranada yang diketahui menuju yang tidak diketahui. Membaur bergumul menjadi misteri yang gelap merangsek masa yang megap-megap.

Kembali memperbaiki.

Jumat, 25 Februari 2011

Status bulan Madu.,


Hati ini melangit dan haru karna aroma kesurgaan ...
dari tubuh mungilnya sebagai bayi..,
karna keceriaannya yang polos sebagai gadis..,
karna perasaan terpelihara bersamanya sebagai istri..,
karna penyerahan yang manja kepadanya sebagai ibu..,
dan karna kedamaian dalam samudera pengertiannya sebagai nenek.

#Wanita adalah pemulia kehidupan#

Selasa, 22 Februari 2011

-sebuah proyeksi-

-the power of diary- *proud wit him... =]

saat cemburu melanda hati...saat itulah sebagian nurani qta mati suri..,, ^_^

politik naik harga...,,*semacam melihat fenomena masa kini..,,bukan era 50th lalu..its a cycle.

dan jiwa..jiwa tarian pena pun..dikebiri =]

atas nama manusia..manusia yg mengaku waras...yg mengaku dirinya bertuhan.

untuk menyukseskan langkahnya.,maka dihilangkan bekas-bekasnya..revolusi.

3600 meter..yg tertinggi di pulau Jawa..,, =)

lidah bisa membunuh..jemari bisa mencekik..hanya karena jemari yg terus mengetik.

dan cinta...kalah dengan keberanian.

ini tentang sastra..selendang kaya warna yg seharusnya ada dan tumbuh seiring berkembangnya sebuah jiwa.

yang membuatku melenggak..lenggok...bersama biliunan bintang seiring komet kata yg melesat dikepala.

namun...sekeras apa pun ketukan..tak ada lagi pintu yg terbuka..dan sahabat hanya bilang..jaga dirimu baik-baik.

mual..itu rasa yg tersisa di akhir semua cerita..yg berujung pada kepulangan sementara..pada inang yg semacam.

- buku catatan merah -

- redly note -

saat dinding-dinding mulai dihancurkan,,mata yg menatap nanar sembari mulut komat-kamit melantunkan doa,,bukan membaca.

kombinasi wajah kemanusiaan yang mesra..tp kosong..bayangan"yg menjadi puitis di jalan-jalan.

aku ingin memberikan suatu cinta pada manusia. tp maaf..aq tertawa.dunia sedang tidak bisa diganggu.

mohon coba beberapa saat lagi.

akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa.

apakah kau masih selembut dahulu..memintaku minum susu dan tidur.

meresapi belaian angin yang menjadi dingin.

kita begitu berbeda dalam semua.

- hari pun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram -

wajah-wajah yg tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yg tidak kita mengerti..seperti kabut pagi itu.

sahabat datang, memeluk..ambruk..berguling-gulling..dan kotorlah semua.

bersama surat yang datang terlambat.

setelah kita bosan hidup dan bertanya-tanya..tentang tujuan hidup yg tak satu setan pun tau.

mari sini sayangku..kalian yg perna mesra..yg pernah baik dan simpati padaku..tegaklah ke langit luas.

atau pada awan yg mendung..kita tak pernah menanamkan apa-apa..kita tak kan kehilangan apa-apa.

nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan..yg kedua dilahirkan tp mati muda..yg tersial yg berumur tua..

makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada..berbahagialah dalam ketiadaanmu..dalam pangkuan sahabat.

ku akan menaklukan malam..dengan jalan pikiranku..aku mencari jalan atas semua keresahan-keresahan ini..kegelisahan manusia.

tak pernah berhenti berjuang...pecahkan teka-teki...keadilanMu.

akan aku telusuri jalan yg setapak ini..smoga kutemukan jawaban..jawaban..jawaban.

mari berlari..melantai dan menari bersamaku..lalu ciptakan tarian pena mu..ups jaman berubah..tarian keyboard maksudku.

karna tahun..tahun yg berlalu tak akan kembali..dan kenangan akan dihisap pantat ayam.

bukan anjing..bukan daging babi..tp ayam..dan lembar-lembar itu pun tergadaikan oleh friedchicken.

seerat apapun memegang...menarik...pasti akan pergi juga..dan qta hanya bisa berpasrah pada waktu.

karna itu qta harus melawan..dari bumi ke langit..sambil melihat pantai.

melempar batu sejauh-jauhnya ke lautan..menangis sekerasnya sampai hidungmu perih.dan tertidur karna lelah dalam lelap.

dendam yg disimpan dalam hati akan mengeras bagai batu..dan sampai hari itu..aku tak pernah jatuh.

- limit..mendekati pukul lima pagi.. -

guru bukan dewa yg selalu benar..dan murid bukan kerbau..ternyata perbedaan kerbau dan dewa itu sangat tipis.

perempuan akan setingkat dibawah laki-laki klo terus begitu..yg diurusi cuma baju..dan kecantikan.

tapi aku tau sahabat akan menemaniku..mengikuti meski dia tak pernah tau akan kubawa kemana.pucak gunung..atau pantai.

meski lelah..dan seolah pergi tak kembali lagi tanpa permisi..suatu saat qta pasti berada dipantai yg sama..karna qta sudah pernah berada di puncak.

semoga saja tak ada yg akan bilang 'sayang sekalli waktu kita telah habis' ..dan direspon telanan ludah yg pahit..

dan kita pasti menjadi lulusan terbaik..meski berjuang dalam hal n untuk sesuatu yg tidak sama.

- pukul lima pagi -

waktuku habis..menjelang malam untuk jiwa yg terbang dan mata menyalang.

saya hanya mau bilang..kamu baik sekali...mau membaca tulisan ini.

slamat malam.

^_^

05.03 WIB

Kamis, 27 Januari 2011

Alloh q..Maafkan aq..


Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Ia beri aku kaktus berduri…

Aku minta pada Allah binatang yang mungil dan cantik, Ia beri aku ulat berbulu…


[Aku sedih, protes, kecewa, betapa tidak adilnya ini…]

Namun kemudian…,

Kaktus itu berbunga indah, bahkan sangat indah..

Ulat itu tumbuh berubah menjadi kupu–kupu yang sangat cantik

Kadangkala Allah hilangkan sekejap matahari,

kemudian Dia datangkan pula guruh dan petir,


[puas kita menangis mencari dimanakah matahari??]


Ternyata Allah ingin hadiahkan kita pelangi

Itulah jalan Allah,

indah pada waktunya Allah tidak memberi apa yang kita harapkan,

tapi Dia memberi apa yang kita perlukan..


kalo kita meminta ikan paus,

Allah kasih samudra dengan ombak yang besar...

kalo kita minta kekayaan, Allah kasih kemiskinan yang berat agar kita bisa kaya lewat usaha sendiri kalo kita minta jadi orang berhasil, Allah terus kasih Masalah agar kita bisa berhasil menyelesaikannya..

[Kadang kita sedih, kecewa, terluka…]

Tapi jauh di atas segalanya, Dia sedang merajut sesuatu yang terbaik untuk kehidupan kita

Yakin saja sama Allah... dan berusaha.. jangan hanya berdo'a saja karena Allah hanya memberi fasalitas, kita yang memanfaatkan fasilitas tersebut dan ketika ada masalah janganlah berkata "Wahai Allah, Masalahku sangatlah Besar!!"

tapi katakanlah "Wahai Masalah!!! Allah Itu Maha Besar!!!!"

yakin saja sama Allah karena setiap masalah Insya Allah dapat diselesaikan jika kita mau bekerja dan syukurilah apa yang kita punya.


Jangan menunggu bahagia baru bersyukur,

tapi bersyukurlah,

maka kita kan bahagia... ^_^

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah:216)



-a note by my inspiring teacher-

Satia Nur Maharani

Kamis, 20 Januari 2011

Karena cinta tidak harus dalam bentuk bunga


Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan - alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar - benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian. "Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan" Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coret - coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari - jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."

"Kamu suka jalan - jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat- tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal - pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna - warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bias mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu.Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya. "Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku. Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.Itulah cinta, di saat kita merasa
cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".




Sent from my iPhone
-Tanpa Nama-

Rabu, 12 Januari 2011

-bahwa cinta itu ada-


kau datang membawa segala rasa dan kata yang kau pikir itu cinta.,
kau juga membawa segala janji dan mimpi yang kau kira itu cinta.,

kisah indah kita bagai dewa-dewi.,
tak perlu alasan tuk saling cinta.


tawa canda.,

sakit hati.,

hati rindu.,

air mata.,


semua nyata karena kita.,
ketika cinta ada.,


makianku.,

cemburumu.,

ocehanku.,

amarahmu.,


..nikmati..

dan katakan selamat datang cinta..









^_^
*bahwa cinta itu ada.,
apapun bentuknya.