Rabu, 30 Juni 2010

Opera.,


Belum semenit menikmati hegemoni jantung area tempatku beranjak dewasa, dua lelaki beda usia menghampiriku. Antara samar karena sekitar kutangkap tembang lawas Ebiet G Ade lengkap dengan genjrengan gitar yang tak kalah lawasnya mereka lantunkan, merdu selaras sendu. Sampe akhirnya kuberikan beberapa koin siaga di salah satu kantung kecilku. Mereka segera berlalu.
Irisku pun tergoda menatap puluhan merpati dalam aneka posisi. Lucu. Tertatih mendekati balita cantik dengan baju biru laut yang riang melempar jagung, tanpa takut meski sesekali terkejut. Tak jauh dari sana sepasang muda-mudi berjalan bergandengan tangan bertatapan mesra. Dunia milik mereka. Indah berbunga di sekeliling mereka, bersaing dengan balon kuning pemberian pria yang digenggam erat oleh wanitanya. Tak rela lepas mengudara ditelan awan abu-abu di atas sana.
Langit menyanjung, menganugerahkan mendung lengkap dengan detik waktu ku untuk merenung. Menikmati belaian angin yang sesekali memberantakkan jutaan helai panjangku. Batinku berkata, siapa peduli, ini hair dryer alami.
Mataku berpindah, tertuju tepat ke depan. Disana terdapat lingkaran berisi cairan yang menghijau oleh masa. Permukaannya bergoyang lembut memaksaku bertanya ada apa di dalamnya. Tapi mustahil aku menceburkan diri saat ini, sekelilingnya dibatasi pagar terlalu tinggi untuk dinaiki tapi berwarna-warni. Pink, merah, hijau, oranye, biru, kuning. Seingatku dulu warnanya hitam, aku sering menaikinya saat masih belum berkacamata. Semuanya telah berubah, tak sama.
Selang menit, makin banyak titipan mungil berlari-lari. Beberapa enggan berpindah dari lengan orang tuanya. Mungkin mereka takut, mungkin juga ingin ayah ibunya ikut. Berdansa bahagia bersama alam buatan di tengah indahnya hiruk pikuk kota lengkap dengan berjuta aktifitasnya. Sayang kata belum ada di dunia mereka, dan para orang tua pun tak sadar maksud putra putrinya.
Hatiku tertawa. Menyadari telah tertelan masa dengan semesta legatura sembari berdoa semoga sang pencipta tak tega menghancurkan suka di wajah tak berdosa.
Amien.,


-redly note-
di alun-alun kota.,
Thursday, July 23, 2009 at 11:22am

Jumat, 11 Juni 2010

-18 mei 2010-


Pada siapa kuberbagi cerita.,pada siapa qbisa bermanja..dengan siapa aq berdikusi tentang suka..duka..luka..tawa..derita.,

aku lelah.,
meski kuat aq butuh penguat.,
meski kokoh aq butuh seorang tokoh yang siap menangkapku saat aq roboh.,
meski sabar aq butuh seorang yg bersedia menampung letupan emosiku yang panas bagai lahar.,

aq lelah..aq ingin jadi lemah...