Kamis, 12 Agustus 2010

Kamu, apa kabar? Apa mimpi kita masih sama?


Tak ada yang baru memang. Masih sama, hanya ada larik-larik rindu disini.

Kamu, apa kabar?

Aku mulai penuh merasa asing denganmu. Padahal memori tentangmu masih kental berpadu disini. Terlalu lekat.
Entah sudah sampai dimana, tapi bukankah kita sudah terlampau jauh sekarang?
Namun masih saja selalu, setiap saat, jika lagu-lagu itu terputar, atau tempat-tempat yang kita datangi kujejakkan lagi. Kamu seketika mewarnai. Polikromatik, seperti pelangi.

Dan yang tidak kamu tahu, bauran warna-warna itu seperti memudar dengan keterasingan kita. Entahlah, mungkin duniaku menjadi monokrom...

Padahal aku ingin bebas meruapkan semua rasa ini. Bukannya menjadi bisu, dan malah diam membiarkan jarak di antara kita terentang semakin lebar.

Berkali-kali aku berusaha memastikan, bahwa kamu memahami pertanda ini. Aku masih mengeja mimpi yang sama. Memberi ruang bagi setiap jejak langkahku agar jejak kita masih bisa saling bersisian.

Dan (masih) seringkali, aku mendapati bayanganmu memantul cukup lama di mataku. Bukan hanya sekelebat lalu hilang. Padahal semestinya yang seperti ini sudah tiada.

Atau seperti ini, aku seringkali bertanya, apa kamu masih ingat susunan kata-kata yang dulu kamu buat untuk menyatukan kita? Sebuah janji yang seperti mantra. Dan aku masih saja tersihir jika gulungan memori itu terputar kembali.

Tuhan yang tahu pasti, desis rindu ini tak pernah berhenti memercik. Tanyalah padaNya...

Kamu, apa kabar?
Apa mimpi kita masih sama?

>>by royan danisurya dipayana

Rabu, 04 Agustus 2010

bangkit dan percaya.,


Kubertanya pada bintang ketika ia padam, arti hidup yang kita jalani
Kebencian yang takkan pernah mengering
Hilang semua, Tuhan kau ada dimana…

Amarah yang tak tertahan, kematian langitpun hitam
Atas nama cinta dan harapan yang tenggelam
Ku kan bangkit, dan percaya….

Oooh, segenggam harapan
Takkan pernah menyerah, terus kubertahan
Sampai ini berakhir, dengarkan hatiku
Kita semua berbeda, tak pernah ku menginjakmu.

Kulihat jelas kepedihan di matamu, jalan gelap lalui bersama
Dan sahabat ia pergi meninggalkan ku
Kan kukenang sampai nafasku berakhir

Gelapnya dosa dunia, matahari akan bersinar
Atas nama cinta dan harapan yang tenggelam
Ku kan bangkit, dan percaya….

Oooh, segenggam harapan
Takkan pernah menyerah, terus kubertahan
Sampai ini berakhir, dengarkan hatiku
Kita semua berbeda, tak pernah ku menginjakmu.
Hilangkan kebencian.
Tak pernah ke menginjakmu.

Senin, 02 Agustus 2010

Surat Kecil untuk Tuhan.,


TUHAN BOLEHKAH AKU MENULIS SURAT KECIL UNTUKMU
TUHAN BOLEHKAN AKU MEMOHON SATU HAL KECIL DARI MU
TUHAN BOLEHKAH AKU HIDUP UNTUK WAKTU YANG LAMA
TUHAN BOLEHKAN AKU ADA DI DUNIA INI UNTUK BAHAGIA..

ISTANA DALAM DUNIA KECILKU


ANDAI Aku BISA KEMBALI
Aku INGIN TIDAK ADA TANGISAN
ANDAI Aku BISA KEMBALI
Aku TIDAK INGIN ADA LAGI HAL YANG SAMA TERJADI PADAKU
TERJADI PADA SIAPAPUN

TUHAN ANDAI Aku BISA MEMOHON
JANGAN ADA TANGIS DAN DUKA DI DUNIA LAGI
TUHAN ANDAI Aku BISA MENULIS SURAT UNTUKMU
JANGAN PISAHKAN Aku DARI SAHABAT DAN ORANG YANG Aku SAYANGIN.

Aku INGIN MENJADI DEWASA SEPERTI BURUNG YANG BISA TERBANG KETIKA IA DEWASA
Aku INGIN AYAH MELIHAT Aku KETIKA Aku MEMILIKI LAGI KEINDAHAN GERAIAN RAMBUT..

TUHAN SURAT KECILKU INI..
ADALAH PERMINTAAN TERAKHIKU ANDAI
Aku BISA KEMBALI..