Jumat, 17 September 2010

Teman yg berawal dari ketidaksengajaan


Sekolah SMA sudah lulus..
Teman2ku yg lain pada sibuk persiapan SPMB..

Pikirku,,sudahlah,,aku sudah lelah sekolah.. Tak ada pikiran ke kuliah...

Lalu ada teman yang ngajak ikt tes spmb.. Ni'am.. Daftar brsama dan ikt ujian bersama... (Bahkan juga kecelakaan bsama)..hehe

Pengumuman spmb ditunggu dg sabar.. Tertulis namaku di Universitas Negeri Malang jurusan Akuntansi..

Semangat kuliah pertama membara.. Kehidupan baru dimulai.,

Teman2 baru.. Lingkungan baru...

Rirys... Teman pertamaku.. Yang menunjukkan kpdaku inilah kota malang., yang membuatku belajar bertahan di kota ini.. Teman wanita yang paling mengertiku.,, best friend..

Lalu,bnyak teman2 lain yang ku kenal...

Riza,,teman sekontrakanku.. Teman seperjuangan.. Teman sejatiku dikala susah dan senang... Teman terbaik.,

Randy,,teman paling cocok dg ku... Hari2ku dihabiskan dg nya... Teman satu ide,satu pikiran... Best friend..

Reza... Salah satu pribadi menyenangkan.. Meskipun tdk lama bersama tp kamu tetap teman terbaik...

Inoky, Romy... Dan lain2...

I love you full my best friend...

Inilah anugerah Allah... Teman2 terbaik untuk ku.. Alhamdulillah..

Terima kasih teman..
Rirys, Riza, Randy, Reza, Noky, Romy...


Aku bukan apa2 tanpa kalian..


by Mas Santri

*best friend...manajer akademik kuw..yg puinter..
suatu saat akan kususul fenomena IP 4 mu..
hohoho...
=P

Sabtu, 11 September 2010

Imaji-q[Aldhita Triasmoro Rahardjo]


Yang aku lakukan hanya memanjakanmu, ingin kamu merasa dihargai untuk terus mau hidup...
Tapi ternyata salah, kemanjaan membuatmu semakin lemah. Semakin sulit menghadapi kenyataan...
Salah aq yang ingin membawamu ke istana penuh kebahagiaan tanpa mengajarimu untuk bertahan hidup...
Saat mulai ada yang membawamu membuka mata, aq sadar aq telah lemah oleh kenyataan...
Aq lemah tidak mampu mempertahankanku dalam pikiranmu, kamu belajar untuk lebih kuat, dan aq semakin lemah...

Secara tidak sadar kamu menjauh, secara sadar aq kehilangan bentukmu...
Secara tidak sadar kamu nyaman, secara sadar aq mengusikmu...
Cuma tuntutan yang kamu terima dariq, dan pengalaman kamu terima darinya...

Lama tak selalu baik, sesaat bisa lebih bermakna...
Banyak orang berkata, namun hidup-q bukanlah teori...
Banyak buku berucap, tapi kenyataan bukanlah buku...
setiap manusia memiliki cahanya sendiri, pengalamanlah yang memperkuat sinarnya...
Cahayaq, cahayamu, cahanya mereka. Kombinasi cahaya mana yang membuat semakin indah, bukan nyata, namun indah...

Kegelapan semakin dekat, kegelapan semakin pekat...
Butuh lilin untuk mencari matahari, dan seperti katanya, ku ingin juga mengejar matahari...

August 23, 2010 at 12:18pm

Jumat, 10 September 2010

Sahabat Beda Kelamin



Saya tergelitik untuk membahas masalah ini. Yaaah, setidaknya hanya untuk mengetahui sebuah konsep yang berbeda-beda dan pemahaman yang beragam tentang sudut pandang sebuah persahabatan beda kelamin ini.

Beberapa teman perempuan saya mengatakan, mereka bersahabat dengan laki-laki, karena laki-laki lebih logis daripada perempuan. Main dengan laki-laki atau bertukar pandangan dengan laki-laki terkesan lebih rasional, karena perempuan terlalu perasa.

Konsep persahabatan itu seperti apa sih..??

Teman saya, sebut saja namanya Ani. Dia mempunya gank yang namanya GankShe. Di dalam GankShe ini terdapat 5 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Katanya, di dalam gank mereka itu sahabatan kental banget. Saling menjaga satu sama lain, bahkan lebih posesif dari pada seorang pacar dalam saling menjaga. Mereka harus saling tahu, siapa saja yang menjadi pacar atau yang lagi mau deket dengan salah satu anggota genk. Harus ketemu seminggu sekali.

Mungkin kita punya pandangan yang berbeda-beda, tapi bagi saya persahabatan seperti ini, nggak banget. Karena setiap individu membutuhkan pertimbangan pribadi dalam menentukan pasangannya. Menentukan langkahnya. Bagaimana jika ada seorang yang memang tulus mau mendekati salah satu anggota genk itu, tapi ternyata anggota gank yang lain tidak setuju. Apakah harus menyatakan ketidak setujuan juga..?? seingat saya, cinta itu tidak dibangun kolektif, tapi cinta itu dibangun dengan personal. Lalu sejak kapan cinta itu dibangun oleh kumpulan sosial, yang mungkin tidak sejalan hati dengan personal. Bukan kah teman yang baik itu adalah memberikan kebebasan bagi temannya untuk memilih yang terbaik untuknya, kemudian menghargai tiap pilihan yang dibuat oleh temannya itu. Jika pilihanya salah, maka teman adalah tempat penampung air mata, sedangkan kalo pilihannya benar, maka teman adalah tempat tersenyum bersama-sama.

Apa sih bedanya antara sahabat dan teman...?? Sahabat itu sepertinya more deep than friends. Sudah masuk pada wilayah pribadi. Seharusnya, sahabat itu telah teruji keberadaannya, walaupun dalam keadaan susah maupun senang dia selalu ada. Sahabat itu bukan ada saat menggelar tawa saja, tetapi juga selalu ada menyertai air mata.

Entah kenapa, konsep persahabatan yang seperti cerita diatas, membuat saya berpikir bahwa konsep itu terlalu mengikat yah. Sehingga ruang gerak bagi individu untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain menjadi terbatas ??. Saya pernah punya konsep persahabatan beda kelamin, tapi saya menghargai sahabat saya sebagai individu yang bebas. Saya tidak pernah mengikat harus selalu ketemu, selalu harus jalan bareng. Tapi saya tahu, dia selalu ada dalam tawa dan kesedihan saya. Dia selalu membantu saya kapanpun saya minta, begitupun ketika dia meminta bantuan pada saya. Tapi bukan karena dia sahabat saya, lalu saya menjadi menjaganya secara berlebihan, menganggap semua urusan dia adalah urusan saya, begitupun sebaliknya. Saya akan menjaga jarak dengannya, ketika dia memiliki pasangan. Karena semata-mata, saya ingin menjaga perasaan pasangan sahabat saya itu.

Saya pernah pacaran dengan seorang perempuan yang memiliki sahabat. Bagi saya sahabat pacar saya itu munafik sekali. Dia menjadi sahabat karena dia sebenarnya juga mencintai pacar saya. Ketika jalan bareng dengan sahabat-sahabat pacar saya, sahabat-sahabatnya yang cowok-cowok itu seakan tidak menghargai saya. Memegang, merangkul, dan bahkan bercanda terlalu berlebihan dengan pacar saya, di depan saya. Inikan gambaran sahabat itu...??? Jika begitu saya tidak pernah mau mencoba pacaran dengan seseorang yang punya sahabat laki-laki jika seperti itu.

Saya pikir, persahabatan itu seharusnya dilandasi oleh rasa saling menghargai. Bukan yang lain. Lagi pula, setuju atau tidak setuju, bagi berteman jauh lebih enak kok dari pada sahabat-sahabatan. Sahabat itu bisa bikin salah kaprah, bisa membuat kita membangun kepentingan atas orang lain. Punya banyak temen itu seperti punya banyak telinga untuk mendengarkan, punya banya tangan untuk menggantung, punya banyak mata untuk memperhatikan, dan yang pasti tidak mengikat.

Kalo ternyata sahabat memiliki pasangan, sebaiknya jaga jarak. Untuk menghargai pasangan dia.

by Royan Danisurya Dipayana

sebuah wacana..

Senin, 06 September 2010

Aurora[part 1].,


Leret-leret penuh warna di langit kutub saat matahari tenggelam ataupun timbul menyiratkan suatu cerita.
Seorang gadis kecil yang mencari dirinya di antara miliaran asteroid, di dalam kelamnya galaksi, di terpa bekunya hawa di sana-sini. Mengais serpihan meteor sembari menangkis sedotan gravitasi yang tak terprediksi. Setiap saat, setiap waktu. Melompat kesana-kemari, ditemani sebuah mimpi. Tak ada waktu untuk berhenti.
Sesekali terantuklah ia oleh pecahan satelit usang sampah angkasa, tersungkur, menangis, lalu bangkit lagi. Lututnya lecet, lengannya penuh baret, matanya sayu, tapi senyum simpul tak lepas dari bibirnya yang pecah-pecah, sesekali berdarah.
Suatu ketika bertemulah ia dengan sebuah komet yang sangat indah, mampu melesat cepat, menggesek dengan pijar, menerangi sekitarnya. Ia pun terpesona, sembari berusaha tidak lupa akan diri. Dengan mata berbinar kata lalu bergabunglah ia dalam perjalanan baru yang penuh misteri. Sesekali berusaha menikmati. Satu ia terlupa, tak ada yang abadi. Komet itupun makin mengecil, gadis kecil panik. Tanpa pikir panjang melompatlah ia memeluk bintang yang bersinar terang.
Sang bintang memberinya segala, ia pun terlena. Memberikan ketulusan dengan penuh rasa percaya. Tibalah waktu sang bintang akan jatuh, tanpa berkata, hanya dengan seringai serigala dipandanginya gadis kecil itu. Tak sempat bibir mungil itu berucap, tubuhnya didera badai beku yang dinginnya merobek selimut hati, sekitarnya menjadi tak terlihat kalah dengan kecepatan bintang melesat. Jemarinya menggapai percuma, karena ia tahu tidak ada siapa-siapa di sana. Jejeritnya hanya ada didalam hati, terkejut, pucat, lalu mati. Terhukum ketulusan hati. Jasadnya mengambang sesaat di jagad raya, kemudian lebur jadi abu angkasa. Luruh rapuh tersedot gravitasi bumi bercampur cercahan sinar matahari yang terpecah sempurna menjadi jutaan spektrum cahaya, melukis langit dengan warna.
Sebentuk aurora, yang indah pada waktunya.


-redly note-

Senandung Raja Bingung.,


Tik...tok.....
Kikuk...kikuk.....
Malamku bukan malammu, senyap lelapmu ironi desahku. Iri. Terkapar dalam nada nyaris mati, tak peduli.

Gemintang lintang 'jumprit singit' kelip-kelip tampak mengundang melayang. Berkawan peri montok lantas menangkap percikan bintik hitam. Crass....crass....dhuarr.....
Seperti dendang riang menggulung kalbu megap-megap. Asma kumat. Sekarat. Tamat.

Ini jebakan, ini lobang galian. Belajar menari pada kelinci hutan membentuk pesona waspada lubang galian.

"Mana kelincimu?"
"Punyaku dicuri mati."

Terduduk, lalu roboh. Diam, lalu kelam. Marah, lalu terjarah. Nangis darah. Sudahlah. Senyum sajalah.

^_^

*kangen nulis..,
[Blitar.,5 Juli 2010]

Tentang masa[meski bukan salahnya].,


Teringat suatu masa kala hari-hari berbentuk hati merah jambu, mentari tersenyum di sudut kanan. Aku, kamu berlari mengejar mimpi dalam sayap asa, belum mengenal arang kecewa dan terlunta. Sesekali tertawa, pipi merah delima.

Hari ini udara terlalu banyak polusi, berujung pada sakit hati. Langit mendung berpetir dengan arsiran kelabu, tanpa cahaya apalagi bunga. Aku, kamu nyaris kaku diterjang badai masa. Seringkali menangis, mata panda sudah biasa.

Kemarilah, genggam jemariku yang kaku. Kompres mata pandaku dengan canda merdu merayu. Dan hatiku pasti akan penuh bunga-bunga warna-warni.

Ku kan datang memberimu selimut asa. Tak lupa karet penghapus duka terbagi cerita, agar berakhir lega berbinar-binar sarat cahaya.

Aku, kamu terpisah dewasa.
Aku, kamu tercerai asmara.
Aku, kamu terjarak etika.
Aku, kamu terspasi.
Jauh sekali.

Samar, aku nostalgia lewat album muda. Hari-hari taruhan piala dunia. Kejailan tiada terkira. Celotehan tanpa makna pengisi waktu sisa. Senandung nada sekenanya. Tepung terigu saat bertambah tua. Kaki-kaki kecil berebut bola sebisanya di pagi berpasir pantai. Kaus tim kebanggaan penuh tandatangan centil sana-sini. Lainnya, tersimpan rapi.

Harusnya hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun tak cukup menggambarkan keintiman aku, kamu. Namun, aku, kamu, kita terseret masa. Terlupa.



-redly note-
setelah percakapan semalam.,
[Blitar.,22 Juli 2010]
*my lovely bee...best friend that I ever had...

salju gurun



Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi menjadi butiran pasir. Sekalipun nyaman engkau di tengah impitan sesamamu, tak akan ada yang tahu jika kau melayang hilang.

Di lingkungan gurun yang serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar di mana-mana. Tak ada yang menangis rindu jika kau mati layu.

Di lansekap gurun yang mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase. Sekalipun rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu di sana-sini.

Di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju yang abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu,oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci. Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau…berbeda.