Sabtu, 30 Juli 2016

Memoar Pembuka


In the blink of an eye, your life can change due to disease. Your goals, dreams, and priorities are forced to take different turns. You are grateful for the little things, and worry less about the big things. You leave behind the history of yesterday, and determine how you will use today's energy. 
This is your life, and there is no time for drama.

nn

Aq bingung mau ngomong apa..

Kalo bingung ngomong, ditulis saja Ryst, aku biasanya begitu (Arav)
(terus jadi blog, -emoticon smile-)

29 Mei 2016

Aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi tepat hari itu, namun ingatan hari-hari setelahnya mungkin akan melekat lebih lama dari biasanya.
Semua terjadi begitu cepat. Sangat cepat. Terlalu cepat.
Bagusnya aku sudah bersiap, aku tahu betul ada yang tidak tepat, hanya entah apa.
Kulakukan semua aktivitas fisik yang kusukai di minggu itu.
Setelah sekian lama tak kusempatkan.
Terimakasih bumi untuk tidak protes tentang ini.
Berjalan tak tentu arah sepulang kuliah-tentunya setelah memastikan si kecil aman di rumah.
Berenang sampai nafas terengah-engah, diakhiri dengan lengan yang begitu lemas dan perut sekaku talenan kayu.
Aerobik full set lanjut zumba plus senam lantai dan lalu sendi-sendi terasa mati rasa, tiap langkah menuruni tangga tiga lantai di fitness center langgananku dulu terasa sepeti terbang saking capeknya. Kini aku tahu, burung bisa terbang mungkin karena dia kelelahan menjalani kehidupan sebelumnya. (Trims to Florenza sudah bersedia menemani meski pulang duluan karena ada janji)
Ya, minggu itu tentang aku. 
Kuputuskan seperti itu.

Sebelum kereta jadi labu. Cinderella jadi upik abu. Dan aku jadi debu.


Ketika bahkan untuk menulis pun tak lagi bisa seperti dulu.
Butuh waktu.