Senin, 06 September 2010

Tentang masa[meski bukan salahnya].,


Teringat suatu masa kala hari-hari berbentuk hati merah jambu, mentari tersenyum di sudut kanan. Aku, kamu berlari mengejar mimpi dalam sayap asa, belum mengenal arang kecewa dan terlunta. Sesekali tertawa, pipi merah delima.

Hari ini udara terlalu banyak polusi, berujung pada sakit hati. Langit mendung berpetir dengan arsiran kelabu, tanpa cahaya apalagi bunga. Aku, kamu nyaris kaku diterjang badai masa. Seringkali menangis, mata panda sudah biasa.

Kemarilah, genggam jemariku yang kaku. Kompres mata pandaku dengan canda merdu merayu. Dan hatiku pasti akan penuh bunga-bunga warna-warni.

Ku kan datang memberimu selimut asa. Tak lupa karet penghapus duka terbagi cerita, agar berakhir lega berbinar-binar sarat cahaya.

Aku, kamu terpisah dewasa.
Aku, kamu tercerai asmara.
Aku, kamu terjarak etika.
Aku, kamu terspasi.
Jauh sekali.

Samar, aku nostalgia lewat album muda. Hari-hari taruhan piala dunia. Kejailan tiada terkira. Celotehan tanpa makna pengisi waktu sisa. Senandung nada sekenanya. Tepung terigu saat bertambah tua. Kaki-kaki kecil berebut bola sebisanya di pagi berpasir pantai. Kaus tim kebanggaan penuh tandatangan centil sana-sini. Lainnya, tersimpan rapi.

Harusnya hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun tak cukup menggambarkan keintiman aku, kamu. Namun, aku, kamu, kita terseret masa. Terlupa.



-redly note-
setelah percakapan semalam.,
[Blitar.,22 Juli 2010]
*my lovely bee...best friend that I ever had...

Tidak ada komentar: