Senin, 31 Oktober 2016

Redaksional

Redaksional. Ya, redaksional. Akhirnya tiba juga hari ini. Hari dimana redaksional begitu dipersoalkan.
Ya. Saya manusia yang tidak-atau belum memiliki redaksional. Sejauh ini membiarkan semua disekeliling saya berjalan tanpa redaksi. Tanpa aturan basa-basi kata saya. Namun, saya sadar betul akan ada saat dimana saya akan terbentur redaksional-atau setidaknya berurusan dengan yang satu itu. Saya selalu berpikir, manusia hidup terlahir dalam status yang sama. Tiap individu berlaku sesuai dengan tempaan yang dialaminya. Lantas kenapa harus disama ratakan, diredaksionalkan. Agar tertata. Agar semua siklus terjaga. Agar tidak ada yang tersakiti. Agar tidak saling menyalahi. Baiklah. Saya ikut redaksionalnya.
Tapi, apa iya?
Apa iya dengan redaksional semua akan tertata? Mungkin yang dimaksud segala yang tampak mata.
Apa iya dengan redaksional semua siklus terjaga? Mungkin, setidaknya siklus etika, norma dan tata krama.
Apa iya dengan redaksional tidak ada yang tersakiti? Mungkin, satu ini jawabannya relatif sekali.
Apa iya dengan redaksional tidak ada yang saling menyalahi? Mungkin, entah kenapa, hanya ingin menjawab mungkin.
Pada akhirnya semuanya hanya sekumpulan kemungkinan. Sekumpulan mungkin.
Yah..mungkin postingan saya kali ini begitu penuh kemungkinan.
Mungkin memang begitu.
Iya, mungkin.
Hanya mungkin.

Tidak ada komentar: