Minggu, 24 Januari 2010

high return high risk

19012010

Dear bloggy..,

KHS
Topik hangat di sekitarku kini.
Ya..ya..ya…KHS alias Kartu Hasil Studi alias barisan huruf-huruf lambing penilaian jerih payah –tapi nggak payah”amat- selama sekitar enam bulan terakhir ini, yang entah huruf-huruf itu didapuk dari sumber apa. Bukan pesimais atau tidak percaya dengan objektivitas pengajar-pengajar di civitas akademikaku, tapi memang jarang sekali ada transparansi untuk hal yang satu ini. Bahkan selam kurang lebih 3 tahun mengenyam studi di bangku kuliah ini belum kutemui pengajar yaqng memberikan nilai serta rumus perhitunganya pada mahasiswanya. Belum satu pun. Dan aku pernah kena batunya dalam hal ini.
Sebut saja TS, salah seorang pengajar di citas akademikaku. Aku pernah diberi nilai D untuk meta kuliah Perpajakan yang diajarkan beliau. What the hell,-tanpa bermaksud sombong- aku merasa syok denagn hasil yang kudapat itu, karena selama proses belajar mengajar aku ‘merasa’ mampu mengerti materi yang notabene banyak kuantifikasinya, kesukaanku. Dan akhirnya dalam keputusasaanku –lebay- kucoba menghubungi Pak TS untuk melihat list nilai dan bertanya tentang kelengkapan tugas selama satu semester. Tapi apa yang kudapat:NOTHING. Yak…beliau tidak bersedia menunjukkan perhitungannya padaku, dan sejak saat itu aku mulai meragukan objektivitas pengajar-pengajarku itu.
Enaugh for flashback.
21-22 Januati 2010
Jadwal pengambilan KHS untuk fakultasku. Deg..deg..an pastinya. Mengingat semester ini banyak hal yang terjadi dang mengakibatkan fluktuatifnya mood hari-hariku, juga mengingat tidak ada dosen yang bisa ‘diharapkan’ –hehehe…-. Sampai aku menulis blogger diaryku ini, sudah enam dari delapan mata kuliah yang kutempuh semester ini telah keluar hasilnya.
Coba tebak bagaimana nilai-nilaiku?
^_^
Alhamdulaillah. Lumayanlah untukku yang sedang labil. Dari enam mata kuliah kalau dikalkulasi dan diubah dalam bentuk indeks prestasi, skorku 3,59 –kug ndak 4 ya, hehehe…-cukuplah untuk membuat ortuku mengira aku sudah bisa adaptasi di kampus. Cukup juga membuatku mendapatkan celetukan-celetukan dari rekan-rekan setaraku, sesama mahasiswa.
Jadi merasa diremehkan, aku benci itu.
Okay, tarulah untuk mata kuliah Manajemen Investasi. Aku dapat B+ untuk mata kuliah ini, tapi nilai itu cukup ‘wah’ bila dibandingkan dengan hamper separuh penghuni kelas mendapatkan D dan bahkan E, tidak lulus. Sebut saja Bu SNM, beliau pengajar di kelas tersebut, pengajar sekaligus figure wonderwoman yang kukagumi. Tidak kupungkiri aku bisa dibilang dekat dengan beliau. Alhasil bukaqn Cuma seorang rekan yang sempat bilang : ‘kamu kan dekat ma bu SNM, jadi pasti lulus, ndak usa takut ndak lulus’. WHAT?!!
Jadi aku lulus karena aku dekat dengan Bu SMN gitukah?! Bukan karena kemampuan akademisku?! Lalu, sebegitu tidak profesionalkah sosok idolaku tersebut sehingga meluluskan mahasiswanya bukan berdasar pada kemampuannya?! Sakit sekali diremehkan seperti itu. Tapi aku juga Cuma bisa senyum, karena aku sendiri tidak tahu basic penilaian beliau.
Adalagi. Sistem Pengendalian Manajemen, matakulaih yang diajarkan oleh –sebut saja- Pak EAS. Wajar memang untuk mendapat celetukan, karena aku dapet A bulet untuk matkul ini. Coba tebak bagaimana respon rekan-rekanku : ‘yo iyalah, kan anaknya pak EAS’ yang lebih gila lagi ‘kalo istri ke-4nya meskipun ndak ikut ujian ya bakal dapet A’. HAH?!! Woi, aku bukan mahasiswa yang kaya gitu kaleee…… Bukan.
Pingin banget teriak ngasi pembelaan, tapi lidahku kelu. Buat apa coba, toh gag guna juga. Biarin aja dech. Kalau di pasar modal ‘high risk high return’ kalau di dunia nyata ‘high return high risk’. Nikmati aja.


See you bloggy…,

Tidak ada komentar: